Muhamad Basyrul Muvid
Universitas Dinamika Surabaya
muvid@dinamika.ac.id
Era digital saat ini menjadi era perkembangan dunia teknologi secara masif yang mana menuntut manusia untuk secara cepat merespon dan beradabtasi dengan dunia teknologi khususnya dunia digital. Untuk itu, era industri 4.0 sebagai representasi dari kebangkitan dunia digital dikancah global pada abad 21 M ini. Dampak dari era digital ini juga dirasakan oleh sektor pendidikan disamping sektor lainnya, sehingga “mau tidak mau” dunia pendidikan harus merespon dan beradabtasi dengan dunia digital, agar eksistensi pendidikan di tengah masyarakat tetap hidup dan bisa memenuhi kebutuhan mereka juga tuntutan global. Untuk itu, pendidikan harus berupaya membenahi sistem pembelajaran yang berkolaborasi dengan dunia digital sebagai langkah untuk memodernisasi sekaligus mengintegrasi pembelajaran klasik dengan pembelajaran berbasis teknologi. Mengingat, pembelajaran merupakan pelaksana bahkan inti dari suatu pendidikan.
Salah satu jalan alternatif untuk melakukan modernisasi dan integrasi pembelajaran offline dan online adalah melalui penerapan model blended learning. Blended learning merupakan integrasi dari pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran secara online. Blended learning menggambarkan sebagai model untuk pembelajaran dimana guru memanfaatkan teknologi, biasanya dalam pengisian instruksi berbasis web, tugas keseharian, atau memungkinkan sebagai petunjuk utama instruktur (Aeni dkk, 2007: 85).
Sebagaimana menurut Garrison dan Kanuka bahwa blended learning ialah “At its simplest, blended learning is the thoughtful integration of classroom face to face learning experiences with online learning experiences” (Garrison & Heather, 2004: 95). Framework for 21 century education menekankan penggunaan ICT literacy (Kay, 2010: 20) sebagai upaya untuk memodernisasi dunia pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan-perkembangan zaman. Senada dengan hal tersebut, Dede (2010: 65) menyebutkan bahwa “Student must be able to use technology to learn content and skills, so that they know how to learn, think critically, solve problems, use information, communicate, innovate, and collaborate”.
Melalui pembelajaran model blended learning diharapkan keaktifan dan daya kreatif peserta didik bisa meningkat dan berkembang. Model ini sebagai pengintegrasian antara model pembelajaran tatap muka dan tatap maya (online dan offline), sehingga dalam segi sumber bacaan referensi (sumber belajar) akan lebih bervariasi dan metode yang diterapkan lebih dari satu (bervariasi) sehingga ini menjadi indikator dalam memaksimalkan pembelajaran yang ada. Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha mengungkap dan menganalisa secara detail tentang konsep pembelajaran berbasis blended learning sebagai upaya solutif mensinergikan aspek dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan efisien di era digital.